Friday, January 21, 2011

Tuesday, January 4, 2011

Dongeng Randy Flood - orang optimis dan pesimis

ORANG OPTIMIS DAN ORANG PESIMIS : SEBUAH DONGENG
Randy Flood

Pada masa lalu, didaerah yang tidak terlalu jauh dari sini, ada seorang raja yang mempunyai dua putra. Seorang putra, Adam adalah seorang optimis yang ekstrem. Putra yang lain, Argot adalah seorang pesimis. Adam dan Argot adalah anak kembar, dan di kerajaan itu terjadi perdebatan hebat mengenai putra mana yang seharusnya menggantikan kedudukan raja ketika raja mangkat. Sebelum dia wafat, raja memutuskan agar dewan yang terdiri dari penasehatnya yang paling dekat harus membuat keputusan.
Setelah raja meninggal, dewan memutuskan bahwa Adam dan Argot harus berkeliling dalam kerajaan itu dan berdebat mengenai sesuatu baik atau buruk. Siapa diantara kedua saudara itu yang memenangkan perdebatan akan diangkat menjadi raja. Dan demikianlah Adam, Argot dan dewan berjalan berkeliling kerajaan.
Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan petani yang kelaparan. “Lihat,” kata Argot, “mereka tidak mempunyai makanan dan mereka kelaparan. Pasti ini merupakan bukti bahwa dunia adalah tempat yang mengerikan.”
“Bukan,” jawab Adam, “kekurangan makanan mengasah jiwa kita. Mungkin mereka mereka tidak mempunyai makanan, tetapi mereka belajar pelajaran yang baik sekali. Kesabaran lebih berharga daripada makanan.”
Berjalan lebih jauh, mereka bertemu dengan seorang tuna netra. “Pasti dunia ini merupakan tempat yang mengerikan, kalau Tuhan membuat semua orang menjadi tunanetra!” kata Argot.
“Sekali lagi kamu salah,” jawab Adam. “Walaupun orang ini tidak dapat melihat, indranya yang lain menjadi lebih peka. Dia bisa mengetahui apakah seseorang berbohong dari suaranya. Dia mempunyai posisi lebih menguntungkan karena tunanetra.”
Akhirnya mereka bertemu dengan orang yang sakit menjelang ajalnya. “Ini mengerikan!” cetus Argot. “Ada orang yang meninggal dipinggir jalan dan tidak seorangpun yang cukup peduli untuk membantu dia. Ini membuktikan bahwa dunia adalah tempat yang mengerikan.”
“Semua orang akan meninggal,” jawab Adam. “Meninggal bukan sesuatu yang buruk. Orang ini akan segera bersama Tuhan.” ”Saya sudah cukup banyak mendengar,” kata salah seorang anggota dewan. “Sudah jelas bagi saya siapa yang akan menjadi penguasa yang lebih baik. Adam menunjukkan bahwa petani kelaparan dapat menarik pelajaran dari sikap bersabar. Dia menunjukkan bahwa orang tunanetra mempunyai indra yang lebih peka dan bahwa orang yang sekarat lebih baik kalau dia meninggal. Apa yang mungkin dapat dikatakan sekarang?”
“Izinkan saya, bila Anda berkenan untuk memberikan demonstrasi kecil,” kata Argot. “Apakah sasaran utama dari penguasa adalah membantu rakyat?”
“Ya, tentu saja,” kata dewan menyetujui.
“Bagaimana seorang penguasa dapat membantu rakyatnya bila dia tidak dapt melihat masalah mereka?” tanya Argot.
“Saya akan mampu melihat masalah mereka, bila mereka memang mempunyai masalah,” kata Adam. “tetapi saya memastikan kepada kalian semua bahwa mereka tidak punya masalah.”
“Kamu yakin bahwa orang tunanetra itu memang lebih baik tidak dapat melihat ?” Argot bertanya pada mereka semua.
“Ya,” mereka menjawab serentak.
“Kalau demikian tutup mata kalian semua,” Argot memberi perintah.
“Kalian semua tutup mata. Sekarang, apakah kalian yakin bahwa bersabar lebih baik dari makanan?”
“Benar,” jawab mereka lagi, mata mereka masih ditutup rapat-rapat.
“Kalau begitu saya meminta bahwa tidak seorangpun yang membuka matanya sampai saya memberi perintah,” kata Argot.
Diam-diam Argot menghunus pedangnya dan membantai saudaranya. Dia kemudian membersihkan pedangnya dan membuangnya.
“Buka mata kalian sekarang,” katanya.
“Ya, Tuhan,” mereka berteriak, “Adam mati! Kamu membunuh saudaramu sendiri!”
“Dengan demikian keputusan kalian lebih mudah,” jawab Argot.
“Tetapi kami seharusnya memilih Adam!” kata salah seorang anggota dewan.
“Saya yang memenangkan perdebatan, jelas Argot. “Menjadi buta membuat kalian tidak dapat mencegah aku dari membunuh saudaraku. Jadi, menjadi buta tidak terlalu baik. Bersikap sabar membuat kalian tidak membuka mata dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, bersabar juga tidak begitu bagus. Dan bila orang lebih baik mati, maka saudaraku lebih baik mati, dan apa yang aku lakukan mempunyai alasan yang benar. Adam mati dan dengan demikian kalian harus mengangka aku sebagai Raja.”
“Anda menjelaskan dengan sangat baik, Argot,” kata anggota dewan paling tinggi. Kemudian dia menoleh kepada anggota yang lain. “Aku yakin Argot adalah raja yang baru.”
Semua anggota dewan setuju, dan dengan demikian Argot Agung naik tahta. Dia memerintah selama bertahun-tahun dan walaupu dia hampir selalu tidak bahagia, negara dan rakyatnya makmur.